Ketika ucap tak lagi bermakna
Kata dan tutur tak lagi memberikan rasa
Ku terdiam terduduk intropeksi diri
Semua orang menelanjangiku
Semua orang memandang resah kepadaku
Seberapa bejatkah kepribadianku..
Seberapa kotorkah keberadaanku..
Ketika kasus itu menjadi isu Nasional
Diri ini di serang dari berbagai arah..
Dimana aku harus menerangkannya..
Ketika suaraku kau ibaratkan lagu-lagu kosong
Dimana aku harus menangkisnya..
Ketika alasanku kau andaikan kapuk-kapuk yang di terbangkan angin
Bukan niatku ku harus gagal lagi dalam perkawinan ini..
Bukan pintaku taqdir ini harus kujalani
Ketika kasus itu kian memojokkanku..
Aku hanya mampu terdiam menghadap sajadah..
Aku teringat kehormatan keluargaku..
Aku teringat harga diri anak dan istriku..
Aku teringat harga diri anak dan istriku..
Aku teringat masa depanku, saudara-saudara dan pendukungku
Apa yang kau fikirkan seandainya kau berada di di tempatku ?
Ketika cercaan dan makian itu menemani hari-hariku
Aku hanya mampu memekakkan telinga satu persatu..
Aku hanya mampu menghibur diri
Dalam seminggu dua semuanya akan berakhir..
Walau nyatanya suara-suara itu masih membahana
Menggema menemani keberadaanku
Yang mulai luluh dan hancur
Memudar bersama sisa-sisa keprcayaan yang hilang
Saudara-saudaraku percayalah!!
Sewaktu kau dobrak pintu kantorku..
Seakan-akan kau remukkan hati ini juga..
Hilang sudah kepercayaanmu yang kutanamkan dulu
Musnah sudah harapan-harapanmu yang kau pikulkan di bahuku
Masih adakah kesempatan kedua untukku wahai saudara-saudaraku ?
Masih bisakah kurajut kembali kepercayaan itu ?
Aku hanya manusia biasa yang punya nafsu dan rasa
Salah dan khilafku mohon diampunkan dan di maafkan
Sekali lagi maafkanlah
Dan Maafkanlah
Terinspirasi atas kasus Bupati Garut Aceng HM Fikri
kepercayaan itu klo sudah ternoda sulit tuk kembali kak
tak mudah membangun kepercayaan yang sudah ternoda
maka bila kita memperoleh kepercayaan dari orang lain wajib kita jaga sebaik2nya :)