Bau amis darah menyeruak seketika pemikiran kerdilku
Aroma daging sayat terbakar tercium mengambang sampai beribu batu
Jasad-jasad tergeletak terbiarkan menjadi kuburan terbuka
Erangan kesakitan melantunkan syair yang terlupa
Teriringi nyanyian sendu dari rumah-rumah yang terbakar
Menjadi epilog basi diantara cerita-cerita genosid yang terbiar
Saudaraku Etnik Rohingya !!
Keberadaanmu menambah cerita-cerita penghabisan manusia
Keberadaanmu menambah cerita-cerita penghabisan manusia
Kelahiranmu hanya menjadi momok berita dunia
Kau bukan sebagian dari isi bumi ini
Kau bukan sebagian dari isi bumi ini
Kau memang diciptakan untuk dimusnahkan
Karena warnamu tidak sama dengan kebiasaanku
Karena suaramu tidak seirama dengan kearoganku
Karena suaramu tidak seirama dengan kearoganku
Itulah alasan-alasan para pemusnah cerita dunia
Saudaraku Etnik Rohingya !!
Mengapa mereka yang sering berteriak tentang kemanusiaan terdiam ?
Mengapa mereka yang sering berbicara HAM terpaku ?
Karena engkau tak layak dijadikan sebuah alasan
Karena engkau tak bisa dijadikan uang saku
Karena engkau tak bisa menjadikan para donatur tersenyum
Karena engkau dan engkau
Hanya segelintir manusia-manusia yang tidak layak menyita pemikiran kurcaci dunia
Saudaraku Etnik Rohingya !!
Aku ingin berlabuh sebentar diantara riuh dukamu
Aku ingin menyatu dengan simpati-simpatimu yang bertebaran
Mendengarkan kesahmu tentang ketidakadilan
Mendengarkan tentang pagelaran pembunuhan massal
Aku berusaha memisahkan adat dan etika
Aku berusaha meminggirkan perjuangan dan agama
Namun apa yang engkau dapat..?
Harapanmu kian terbakar di bumi pagoda
Harapanmu terlerai memenuhi selat Melaka
Pagelaran demi pagelaran yang engkau suguhkan tak mampu menggugah mereka
Operamu tak laku di lakon pentas dunia
Dari pentas dunia Arab sampai Eropa ceritamu mengalir biasa
Karena engkau bukan siapa-siapa
Karena engkau tidak membuatkan mereka tertawa
Karena engkau tidak membuatkan mereka tertawa
Abadilah ketidakmampuan merasakan derita manusia
Kekallah ketidakadilan mewarnai cerita dunia
Kuala Lumpur, 24 April 2013
Bangkitlah bersama Phoenix yang terlambat Saudaraku ROHINGYA
puisi yang menggugah