![]() |
Transisi Kepemimpinan |
Suatu hal yang wajar dan sehat, apabila sebuah organisasi
baik formal maupun informal bertukar kepemimpinan. Baik dari organisasi
kacangan hingga berbentuk sebuah
negarapun, pergantian kepemimpinan baru akan membawa corak baru, gaya baru dan
wajah-wajah pengurus baru.
Namun akan menjadi tidak sehat, Apabila mantan pemimpin tersebut masih ingin “ngrecoki”
dan ingin mempunyai peran khusus dalam kepempinan baru tadi. Sang mantan
pemimpin tersebut, masih ingin berperan dalam setiap kebijakan di kepengurusan
baru. Dan sang eks pemimpin tersebut , masih ingin dunia luar mengakui akan
keberadaan dan eksistensinya secara terus menerus di dalam organisasi yang pernah
dipimpinnya. Kasarnya bertukar wajah baru, tapi mempunyai rasa lama.
Gejala-gejala tidak sehat seperti ini, masih kita temui di
sekitar kita. Baik dari sekelas pemimpin negara hingga pemimpin sekelas RT.
Baik dari pemimpin sekelas perusahaan multi nasional, hingga sekelas pemimpin
organisasi persatuan pelajar.
Ketika peran sang mantan pemimpin dibatasi atau ruang
bergeraknya dipersempit. Maka sang mantan pemimpin tadi akan mencari seribu
cara untuk menggembosi kepemimpinan yang baru. Bisa melalui fitnah sosial,
pemutusan jalur kerjasama yang dibina dulu di masa kepemimpinannya sendiri.
Bahkan parahnya lagi, dia berusaha menggalang kekuatan baru untuk menyaingi
kekuatan kepemimpinan yang baru.
Mungkin pertukaran kepemimpinan Perdana Menteri Abdullah
Ahmad Baidawi kepada Najib Razak saat itu bisa dijadikan cermin diri. Bagaimana
seorang Abdullah tetap memdukung kepemimpinan Najib Razak dari belakang layar. Beliau tidak berusaha tampil ke
permukaan atau eksis di berbagai media. Apalagi melakukan kritikan secara
terbuka di media massa.
Saya yakin juga, seorang Barrack Husein Obama akan melakukan
hal yang serupa. Memberikan ruang dan corak tersendiri kepada Donald John Trump
, walaupun berbeda arus politik dan pemikiran dalam banyak hal. Dan biasanya
mantan-mantan pemimpin di luar sana
untuk mengisi waktu luangnya setelah pension , mereka akan aktif di bidang
sosial dan pendidikan atau mendirikan
yayasan kemanusian baru.
Intinya, kepada para mantan pemimpin atau seorang pemimpin
yang sebentar lagi akan pensiun. Dukunglah kepemimpinan yang baru dengan cara
tidak mencampuri kebijakan dan program kerja mereka. Andaikata ingin memberikan
kritikan, maka lakukan secara bijaksana dan jangan melalui media terbuka.
Berikanlah waktu kepada kepemimpinan baru untuk melaksanakan program kerjanya, dengan corak dan warna mereka sendiri. Tapi apabila coraknya keluar dari ruh
atau ideologi organisasi, berilah saran dan nasehat melalui jalur prosedur yang
ada. Dan jangan menggunakan media terbuka, karena itu secara tidak langsung
akan mencalarkan reputasi anda dan reputasi organisasi/negara yang pernah anda
pimpin.
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas komentar-komentar anda
Saya akan berusaha membalasnya semaksimal mungkin