![]() |
Bea Cukai Juanda Surabaya gagalkan sabu 3,2 KG dari Malaysia ( Foto by Sindonews) |
Tertangkapnya salah seorang artis
berinisial RR, karena memiliki Narkoba jenis sabu-sabu (25/3/17), Menjadi viral
dan topik pembicaraan di media sosial belakangan ini. Publik merasa tidak
percaya dengan kenyataan yang ada, bagaimana mungkin seorang yang dikenal baik.
Pendiam, dan tidak kontroversial. Namun terperangkap
dalam dunia semu penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba).
Penyalahgunaan Narkoba merupakan
salah satu musuh negara yang harus diberantas dan diperangi bersama. Serangan Narkoba
tidak memilih status dan kedudukan, ianya menyerang segenap lapisan masyarakat.
Mulai dari tokoh masyarakat, idola publik, hingga kepada anak-anak remaja kita.
Menyerang masyarakat perkotaan hingga meluluhlantakan sebagian generasi muda
kita di pedesaan.
Narkoba harus diperangi bersama,
tanpa harus terus bergantung kepada pemerintah dan aparatur negara seperti
Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Namun ianya memerlukan sikap
aktif semua pihak lapisan masyarakat, terutamanya para ulama sebagai backup spiritual
masyarakat dan peran serta keluarga sebagai benteng utama dalam menanggulangi
serangan Narkoba.
Ada beberapa alasan dan pola yang
saya perhatikan ketika pulang kampung , mengapa mereka menggunakan dan terjebak
dalam najis Narkoba ( dalam hal ini sabu-sabu). Diantaranya adalah :
- 1. Alasan sekedar coba-coba, mereka hanya ingin sekedar mencicipi dan merasakan apa itu sabu. Disamping itu juga sebagai tekanan dan bujukan dari teman-teman sepergaulan.
- 2 Alasan pengaruh sosial, mereka menjadi pemakai karena ingin gaya-gayaan dan diakui oleh kelompok sosialnya.
- 3. Alasan
karena faktor keadaan, Manfaat Narkoba (sabu-sabu) yang seringkali dihembuskan
adalah obat pereda tekanan, penghilang depresi dan stress dan stimulan
peningkat libido. Alasan inilah yang seringkali digunakan oleh tokoh/ idola publik
, mengapa ianya terjebak didalamnya.
- 4 Alasan kebiasaan dan ketergantungan, pemakai yang sudah biasa menjadikan narkoba sebagai pelarian dalam menghadapi masalah, akan mengalami suatu ketergantungan kepada narkoba . Ianya sebagai bentuk reaksi dari fisik dan fikiran, akan melakukan segala cara dan tindakan untuk mendapatkan narkoba. Termasuk didalamnya tindakan-tindakan negative seperti mencuri dan menipu.
Faktor dan pola diatas terus terjadi,
karena mendapat suplai yang begitu
mudah. Salah satu tugas kita bersama adalah bagaimana kita memutuskan mata
rantai penyuplaian Narkoba tersebut. Dan saya yakin, suplai sabu ini bukan
hanya dari pasaran lokal saja, tapi sudah mendapat pasokan internasional.
Salah satu buktinya adalah (untuk
pasaran Jawa Timur dan pulau Madura ), ada beberapa para Tenaga Kerja Indonesia
(TKI) yang pulang dari Malaysia membawa Sabu-sabu dalam bagasinya. Yang terbaru
adalah TKI asal Sampang ditangkap oleh pihak Bea Cukai Bandara Juanda Surabaya,
karena didapati membawa sabu 3,2 KG dari Malaysia (17/2/17). Apakah itu sebagai
kurir narkoba, kepanjangan perdagangan kartel internasional atau sekedar inisiatif
pribadi saja sebagai pengedar perorangan ? itu menjadi pekerjaan rumah bagi
kita semua.
Disamping penanggulangan seperti
operasi pencegahan diperketat di setiap
pintu masuk negara dan ketatnya undang-undang tentang Narkoba di Indonesia.
Pemerintah dan segenap anasir masyarakat harus juga lebih mengefektifkan
pencegahan preventif dalam menanggulangi serangan penyalahgunaaan Narkoba.
Kita harus menyuburkan aktifitas
pencegahan lewat 3 tumpuan masyarakat yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan. Seperti
memperapat hubungan antar keluarga sebagai benteng utama, sehingga kita tahu
apabila salah satu anggota keluarga kita menunjukkan perilaku yang tidak
seperti biasanya.
Dalam sekolah baik formal dan
informal , kita bisa mengenalkan bahaya dan mudharat narkoba sejak dini lagi .
Para ulama dan guru seiring sejalan dalam memantapkan nila-nilai keyakinan diri
para siswa/santrinya. Sehingga bahaya Narkoba tak mampu menggiring mereka
kedalam jebakan najis Narkoba.
Sedangkan dalam lingkungan,
pemerintah harus mendukung setiap kegiatan / aktifitas sehat dan positif yang
diadakan oleh karang taruna maupun komunitas kepemudaan di setiap kampung. Karena
secara logikanya, lingkungan dan komunitas yang sehat akan menciptakan jiwa dan
pemikiran yang sehat juga.
Adapun semua diatas tidak akan
tercapai dengan maksimal, apabila tidak mendapat dukungan semua pihak. Dan
apabila generasi mudanya sudah tercemari najis narkoba pada masa kini, maka
tunggulah kehancuran negara tersebut pada masa akan datang. Semoga kita semua
terlepas dari jangkauan najis Narkoba.
Salam dari seberang
Salam dari seberang
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas komentar-komentar anda
Saya akan berusaha membalasnya semaksimal mungkin