![]() |
Penjual kelongsongan ketupat di Pasar Waru Pamekasan |
Setelah berakhirnya
puasa Sunnah 6 hari di awal bulan Syawal, biasanya dirayakan dengan Lebaran
Ketupat. Lebaran Ketupat merupakan sebuah proses sosial perpaduan kebudayaan
tanpa menghilangkan kebudayaan asal (akulturasi), antara kebudayaan Nusantara
(ketupat) dengan Islam.
Dalam masyarakat
Madura, Lebaran Ketupat lebih dikenali sebagai Telasan Katopak / Topak. Namun
ada juga yang menyebutnya dengan Telasan Pettok ( hari raya ketujuh). Yang mana
umumnya mereka merayakan juga dengan acara Tahlilan di Masjid, Surau atau area
pekuburan secara berjamaah. Setelah itu diakhiri dengan ziarah kubur dan saling
kunjung-mengunjungi antar tetangga dan saudara.
Dan uniknya
pula dalam Telasan Pettok ini, hampir semuanya membuat ketupat sebagai bahan
menu utama masakan hari rayanya. Ada 2 jenis bahan anyaman ketupat yaitu, dari janur kuning kelapa dan dari daun pocok
(daun pohon siwalan). Sedangkan jenisnya hampir sama dengan kebanyakan ketupat
Nusantara pada umumnya, namun belakangan ini mulai bervariasi dari berbentuk
hewan seperti kuda, burung, dan buah-buahan ( Nenas ).
Sedangkan lauk
peneman dari ketupat sendiri adalah berbahan santan pekat seperti opor ayam,
atau berasaskan kuah sup seperti soto ayam, kaldu kokot (kaki sapi) dan kaldu
kikil (Kaki Kambing). Namun seiring perkembangan zaman, makanan luar Madura
seperti bakso, gado-gado , dan lainnya mulai menjadi pilihan setiap telasan
katopak.
![]() |
Kaldu kokot ( Kaki Sapi) |
Keberadaan
telasan katopak masih cukup penting dan meriah, disamping telasan agung ( Hari Raya Idul Fitri). Karena
biasanya para pemudik yang pulang ( toron), akan kembali ke rantauan (ongghe) kembali
setelah berakhirnya telasan pettok.
Maksud
budaya toron ( turun) dalam hal ini adalah sebuah istilah untuk menyebutkan
perantau Madura yang pulang/mudik dari luar pulau Madura. Biasanya orang Madura
merantau ke tanah Jawa, Jakarta, Jabah Laok (Malang dan sekitarnya), atau Jabah
Daja (Kalimantan). Sekitar awal 1980-an, orang Madura mulai merantau ke luar
negeri seperti Tanah Arab dan Malaysia.
Sedangkan
budaya ongghe adalah sebaliknya, yaitu perantau Madura yang akan kembali lagi
ke tanah perantauan, dimana ia mencari nafkah sebelumnya. Biasanya ketika
ongghe ini, masyarakat Madura akan membawa beberapa sanak familinya untuk
dibawa ikut serta ke tanah rantauan. Jadi wajarlah ,apabila di tanah perantauan
komunitas Madura dari waku ke waktu semakin banyak dan meluas.
Keunikan-keunikan
perayaan lebaran ketupat setiap daerah di Nusanatara ini pastinya berbeda dalam
penyajian dan konsepnya, namun tetap sama dalam makna dan tujuannya. Berharap tradisi-tradisi
ini akan menjadi kekuatan dalam kepelbagaian kebudayaan nasional.
Salam
Seiring berkembangnya zaman, tradisi tellasan katopak rata-rata mereka menyajikannya dengan bakso. Karena lebih praktis dan gampang..