Riuhnya isu-isu kontroversi seputar pesta olahraga dwi
tahunan negara-negara Asia Tenggara di Kuala Lumpur menggugah rasa. Apalagi ianya
begitu cepat tersebar di media sosial yang semua orang mampu menjangkaunya dan turut
serta memberikan reaksi.
Apabila tidak ditangani dengan baik, ianya akan menjadi api
dalam sekam , yang akan membakar ikatan persaudaraan kapan saja. Ianya bisa
menjadi bom waktu yang bisa meledak dan meruntuhkan hubungan dua negara
bertetangga. Andaikata oknum atau kelompok tidak bertanggung jawab mengambil
kesempatan keatasnya dan terus memprovokasinya.
Sebenarnya hubungan negara bertetangga itu bisa mengadopsi
adat dan adab sederhana bertetangga dalam masyarakat kita. Masyarakat Nusantara
yang penuh budi bicara dan penuh budi bahasa. Bahkan bisa diibaratkan, tetangga
yang baik adalah ibarat saudara kita juga. Senantiasa peduli dengan lingkungan
kita dan mengambil berat tentang keadaan kita.
Senantiasa memuliakan dan berbuat baik kepada tetangga kita,
serta berusahalah untuk tidak berbuat sesuatu yang mengusik ketenangan hatinya.
Baik itu tetangga jauh maupun tetangga dekat, baik itu tetangga sesuku maupun
lain suku, dan tetangga seagama maupun beda keyakinan. Tetap kita punya hak dan
kewajiban terhadap mereka semua.
Tetapi lebih diutamakan untuk mendahulukan tetangga terdekat
kita, karena merekalah orang pertama yang akan menolong kita disaat mendapat
musibah. Saling jaga-menjaga harta dan kehormatannya dari usikan orang /
kelompok orang jahat.
Perhatikan batas-batas tanah kita dengan tetangga, jangan
membangun sesuatu apapun diatas tanah tetangga kita. Jangan mengambil
keuntungan di atas batas-batas tanah dalam bertetangga. Banyak konflik dalam
bertetangga timbul dari persengketaan pertindihan batas tanah. Begitu juga
dalam hubungan negara, batas-batas teritorial darat dan laut selalu jadi isu yang
merenggangkan hubungan bilateral.
Jangan suka mencari-cari kesalahan tetangga –tetangga kita,
sehingga merusakkan keharmonisan dalam bermasyarakat. Apalagi memainkan isu-isu
sensitif dan kontroversi yang dapat menggores perasaan tetangga sebelah kita. Apabila
hal-hal sebegini tidak ditangani baik dan bijaksana, makanya ianya kan
membentuk jurang silaturrahim dengan mereka.
Sekali-sekali memasaklah lebih sedikit, untuk diagihkan
kepada tetanggga terdekat kita. Apabila ada kenduri atau selamatan keluarga,
undanglah mereka untuk menghadirinya. Jangan lupa perhatikan penulisan nama dan
gelar ( baik gelar sosial atau akademisi) di surat undangan dengan benar. Karena
ianya juga termasuk hal-hal yang sensitif yang perlu diberikan perhatian. Begitu
juga dalam hubungan bernegara, penggunaan dan pemakaian simbol atau panji suatu
negara perlu juga diberikan perhatian.
Bersabarlah atas perlakuan buruk tetangga kepada kita ! kita
boleh mengambil berat tapi jangan memberikan reaksi berlebihan. Sehingga mampu
menimbulkan pertikaian yang merugikan jiwa dan raga. Bertabayyunlah dan duduk
semeja apabila terasa ada hal-hal atau isu yang memerlukan pemahaman dan
penjelasan!. Jangan balas perlakuan buruk dengan hal yang sama, karena ianya
akan merugikan semua pihak.
Andaikata hal-hal sederhana ini kita lakukan dan menerapkan
dalam kehidupan bertetangga sehari-hari, Insyaa Allah lingkungan kita akan
lebih harmonis.
Salam silaturrahim
Salam silaturrahim
0 komentar:
Post a Comment
Terima kasih atas komentar-komentar anda
Saya akan berusaha membalasnya semaksimal mungkin